Kamis, 30 November 2017

Surprise ~ Love what you do !

Pilihan atau terpilih, aku coba dunia yang sesuai dengan gelar, bukan..bukan sekedar gelar melainkan, aku menginginkan dunia ini. Ketika aku merindukan dunia ini. Dunia yang dipenuhi anak-anak, kepolosan, keceriaan, kegelisahan, sedih, bahkan tingkah konyol mereka.

Aku menjalani dunia ini. Awalnya sedikit canggung, karena sudah lama tidak merasakan atmosfer ruang kelas. Berbicara didepan anak-anak, awalan yang belum terbiasa untuk aku mulai. Semakin hari, aku semakin nyaman, menikmati dunia ini. Namun, ternyata dunia ini tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.

Hidup ini selalu penuh kejutan. Ternyata di sekolah kita tidak dituntut untuk sekedar mengajar, dan mendidik. Melainkan dituntut untuk sebagai staff yang ada di sekolah, pendukung kegiatan diluar mengajar. Awalnya tidak masalah, namun semakin lama, amanah yang ku dapat, rasanya seperti diluar kendali. Rasanya, ini bukan yang aku mau, tapi apa menurut Allah ini yang aku butuhkan ?
Mengajar 3 mapel, menjadi wali kelas, guru piket di hari mengajar 7 jam, sungguh itu sudah cukup untukku. Namun diluar itu semua, sebagai guru komputer. Otomatis dilibatkan dalam pelaksanaan UNBK. Aku menikmatinya, tetapi kalau terlalu banyak diluar kendaliku, sungguh ini cukup membebaniku. Aku manusia yang punya rasa jenuh, down, sedih, senang, dan semuanya. Aku manusia yang bisa lelah, robot pun bisa rusak jika terus digunakan, apalagi aku seorang manusia. Fisikku punya batas.

Kadang anak-anak jadi penghibur dan penyemangatku, untuk tetap ada disini. Untuk bisa bersama kalian, membantu dan mendidik kalian menghadapi dunia luar sana. Kadang kalian menyebalkan, kadang juga membuat lucu, tapi ibu yakin kalian mau belajar, kalian punya potensi. Semoga kalian sadar untuk belajar, bersikap yang benar baik. Jangan sampai penyesalan datang.

Setiap manusia punya banyak sisi. Dan kita tidak bisa menilai hanya dari satu sisi saja, serta menilai satu sisi itu adalah dirinya seutuhnya. Lihat seutuhnya, lalu simpulkan.

Hidup ini penuh kejutan, saat kau berada dalam bagian yang berbeda, beda tempat, beda manusia, beda watak, beda pula apa yang kau terima. Itulah kejutannya.


Thanks 10 AP





Thanks 11 Meka



Kamis, 17 Agustus 2017

T.E.A.C.H

Karena Hidup adalah Pilihan

Memulai dan Mengakhiri adalah dua hal yang tidak mudah. Apalagi ketika semua sudah terbiasa dan ada kenyamanan, bisa jadi mengakhirinya sulit. Namun, ketika sudah tak mampu bertahan dan ingin melepaskan, maka mengakhirinya cukup mudah.
Memulai, semua dimulai lagi dari titik nol. Belajar hal baru itu menyenangkan. Di titik nol inilah aku memulai, namun saat di titik nol ini, aku sudah belajar beberapa hal. bisa dibilang ada "ilmu" yang sudah ku peroleh.

Setelah proses panjang, memilah dan meminta petunjuk Allah, Aku putuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku yang pertama. Banyak hal yang aku tidak bisa berpikir panjang untuk bertahan disana. Ntah aku yang terlalu idealis, atau mereka yang memang punya cara sendiri.

Buatku ketika sudah tidak lagi dihargai, sudah tidak ada lagi kepastian, perlakuan yang menurutku tidak adil. Maka, sebaiknya aku mundur. Bukan karena aku tidak mampu, ketika seseorang diperlakukan tidak sesuai dengan aturan yang ada, padahal sudah ada aturan yang mengikat. Seseorang itu pasti akan lelah, akan ada titik dimana dia menyerah bukan karena tidak mampu, tapi sudah tidak ada yang ingin ia perjuangkan.

Terimakasih untuk kesempatan dan bimbingan disana. Bagaimanapun aku diberikan tempat untuk belajar, berkontribusi dan bekerja. 

Akhirnya aku mendapat kesempatan menjadi guru, di sebuah SMK negeri. setelah ku pertimbangkan, aku sudah terjun didunia sekolah. Bismillah, aku putuskan untuk menjadi guru. selain latar belakang pendidikan S.Pd, aku merasa aku ingin bisa berinteraksi dengan anak-anak. Ingin belajar banyak hal lagi, mengembangkan kemampuan. Aku nggak mau hanya stak disatu titik saja.

Setelah satu bulan menjadi guru, murid-muridku sungguh luar biasa. Menurutku tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanya malas. karena semua orang terlahir dengan baik. Tinggal bagaimana lingkungan dan bagaimana ia berproses. Aku yakin mereka anak-anak yang pintar, dan baik. Semoga mereka bisa lebih sadar akan pendidikan. Bisa lebih menjaga perilakunya. Aku ingin tidak hanya menjadi guru yang mentransfer ilmunya, tapi aku juga ingin menjadi pendidik, menjadikan anak-anakku bermoral yang baik.
Doakan semoga cita-citaku ini tercapai....

" Kalau kita tidak belajar sekarang, kita akan menanggung kebodohan dimasa depan. Tapi kalau kita belajar dari sekarang, kita bisa meraih masa depan. "


Minggu, 19 Maret 2017

Kamu, Rencana Tuhan ~





Tak ada yang kebetulan di dunia ini, semua terjadi atas Izin Allah.


Bukankah semua sudah menjadi skenario Allah.



Rencananya selalu indah dan di waktu yang tepat



Kamu ...



Ya, kamu secara tak sengaja



Bertemu...



Pertemuan ini, meski hanya sebentar



Sungguh, aku sangat senang, senang bisa melihatmu



Berbincang denganmu, mendengar setiap kalimat



Kamu tahu, pembicaraan kita selalu punya arti



Dan kamu selalu mempunyai tujuan



Dan hari ini aku bukan saja melihatmu, melainkan melihat Ayah dan ibumu



Aku masih tak menyangka untuk pertemuan hari ini



Aku selalu menantikan pertemuan dan perbincangan kita



Semoga akan ada rencana Allah untuk kita


Aku yakin rencana Allah itu indah, dan selalu penuh kejutan. Semoga kamu bagian dari rencana Allah untukku

Rabu, 18 Januari 2017

~ Menuju Baik itu Baik ~

Sebenarnya bingung mau nulis apa
alhasil karena lagi pengen banget baca bukunya " Menuju baik itu baik karya Panji Ramdana "
inilah hasil searching-searchingnya via web http://nelyauliaa.blogspot.co.id/2016/07/melody-dalam-puisi.html

Banyak dari kita yang pandai dalam menyimpan sesuatu hal. Saking pandainya, kita kadang membohongi diri sendiri. Ketika seseorang bertanya pada kita, “Apa kamu mencintainya? Apa kamu merindukannya?” Dengan tenang kita menjawab “Tidak!” Sayang, lain di bibir lain di hati. “Malam ini aku rindu. Benar, aku benar-benar rindu. Merindukanmu adalah kebenaran yang tak menyenangkan. Tapi mencintaimu? Itu menenangkan.” .
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")


"Aku mencintai kamu yang dengan sungguh-sungguh menghargai perasaanku. Aku berharap kau bukan seseorang yang pandai dalam kebimbangan. Aku membutuhkan kamu yang betul-betul siap dan yakin untuk hidup menua bersamaku. Karena cinta bukan tentang siapa yang telah ada, melainkan tentang siapa yang telah siap. Aku yakin, ketika hari yang ditetapkan-Nya datang. Kita kan dipertemukan pada pertemuan yang mempertemukan pula dua orang terkasih kita. Aku harap kamu segera menujuku, aku menunggu."

Panji Ramdana 2016


"Rencana Allah itu lebih indah dari apa yang kita bayangkan, dan inilah cara Allah melindungi dirimu. Berbaik sangkalah, meski saat ini kau tak tahu di mana dan kapan jodohmu mendekat, pernahkah sebelum kamu meminta untuk didekatkan dengan jodohmu kamu berpikir untuk mendekatkan diri kepada Allah terlebih dahulu? Jodoh itu rahasia Allah, sehebat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, semua telah ditetapkan-Nya."
Panji Ramdana 2016


"Bersamamu, serupa menyelesaikan semua masalah yang ada. Seperti berada di tengah danau dan ditemani alunan suara indah dari yang terindah. Walaupun hanya dua detik kata-kata yang keluar dari mulutmu tentang aku. Ketika kita jauh, setiap dua detiknya aku akan selalu ingat. Bukan tidak mungkin, sebab saat aku di dekatmu, mulutku seakan terus menarik agar membentuk satu senyum simpul. Terimakasih untukmu, karenamu, masalah sebesar apa pun akan terasa lebih ringan. Karena bahumu membantu kesedihanku menjadi bahagiaku."
Panji Ramdana 2016


“Malam ini aku rindu. Benar, aku benar-benar rindu. Merindukanmu adalah kebenaran yang tak menyenangkan. Tapi mencintaimu? Itu menenangkan.” Bukan tidak mungkin, sebab saat aku di dekatmu, mulutku seakan terus menarik agar membentuk satu senyum simpul. Terimakasih untukmu, karenamu masalah sebesar apa pun akan terasa lebih ringan. Hanya saja, ingat satu hal. Apa pun yang berlebihan adalah tidak baik. Cinta? Tidak terkecuali. Cinta pada sesama lebih tepatnya. Cintailah seseorang sewajarnya saja. Tanpa kamu melupakan siapa yang telah menciptakan engkau. Dengan ingatan yang jangan sampai mengalahkan ingatanmu pada sang pencipta. Sudahi jika itu terjadi, atau kau sudahi cara mencintamu yang terlalu itu, dengan cinta yang sewajar-wajarnya cinta.
 (Dalam Buku “Menuju Baik itu Baik”) 


"Karena itu, aku hanya bisa mematung di sini. Memperhatikanmu dari kejauhan. Aku tidak ingin terlalu jauh dalam mencintaimu. Bukan aku tak berani. Aku berani dalam mencintaimu. Namun sekarang aku ingin menyembunyikan terlebih dahulu. Katakanlah aku hebat dalam menyembunyikan semuanya. Di depanmu aku mampu, tanpa ada setitik gumpalan kecemburuan. Tapi ketika aku di depanku sendiri, sulit untuk aku menyembunyikannya. Sudah kubilang, menjadi yang untukmu bukan tujuanku untuk sekarang. Aku ingin lebih dulu memantaskan untukmu dan juga untukku sendiri. Aku tidak ingin jika harus membuat kebaikan yang ada padamu sekarang itu berubah menjadi sebuah ketidakbaikan oleh karenaku. Aku ingin belajar, untuk menjadi yang kau dan aku cita-citakan. Yang terbaik. Untuk kita, dan agama kita.
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik")


"Setiap angin yang berhembus dapat mengibarkan daun-daun lemah tak berdaya. Namun jika kokoh harapan kehidupan dari daun itu. Tak akan ada angin yang mampu membawanya. Serendah atau pun setinggi kedudukannya dari titik palung laut. Jadilah seseorang yang berani untuk keluar dari kondisi yang merogotimu itu. Teguhkan apa yang sebenarnya kamu butuhkan, bukan apa yang mereka butuhkan. Tak usah tergiur jika melihat kebutuhan orang lain. Karena kau hidup untuk bahagiamu, bukan selalu untuk kebahagiaan orang lain.
(Dalam Buku 'Menuju Baik Itu Baik')


"Berlarilah ketika hatimu telah yakin akan keputusanmu. Aku di sini selalu siap untuk membukakan pintu harapanmu. Sebab aku pun berharap, kau akan menemuiku. Kita saling berharap, dan berdo'a, semoga ridho dari-Nya akan datang tepat diwaktu yang tepat. Untuk kita."
(Dalam Cerpen 'Suara Bunga Lavender' dalam Buku 'Menuju Baik itu Baik')


"Kamu bisa menjadi apa yang kamu mau, selama kamu benar-benar tahu apa yang kamu mau. Cintailah apa yang telah kamu pilih. Dan semoga kita tidak salah jatuh dalam hal yang kita cintai."
Terkadang kita sering berpikir tentang apakah jalan yang telah kita pilih ini merupakan jalan yang benar-benar kita pilih? Apakah hal yang kita lakukan sekarang ini adalah hal yang benar-benar kita ingin lakukan? Impikanlah apa yang benar-benar kamu inginkan, sebab jika hal itu tidak kamu mimpikan sama sekali, maka akan sulit untuk mencapai hal itu.
Panji Ramdana 2016


Bukankah sebuah kecukupan jika kita bisa melihat senyum seseorang yang kita sukai? Dari balik senyumnya kita bisa mengetahui bagaimana begitu baik hati orang tersebut. Dan pernahkah dengan tanpa sadar kita ikut tersenyum jika melihatnya tersenyum? Tidak ada yang menyuruh bukan? Tidak pula ada yang memerintah, melainkan itu adalah kehendak hati kecilmu. Jangan kau tahan, jangan pula merasa malu jika senyummu kalah indah dengan senyumnya. Karena apa? Karena dengan atau tanpa sadar, pun ada seseorang yang lain yang dengan baik menjadikanmu sebagai alasannya untuk tersenyum. Kamu tersenyum untuknya, dan di sebelahmu ada seseorang yang tersenyum karenamu.”


"Seringkali aku bertanya pada diri sendiri, apakah kamu ditetapkan untukku atau tidak? Jika iya, kapan hari itu akan datang? Jika bukan, kapan jawaban tegas itu akan datang? Jika memang kamu adalah ketetapan yang tidak ditetapkan untuk menetap tetap untukku. Namun, kamu tetap adalah ketetapan terindah, dan akan selalu tetap begitu. Pada tiap detik yang hinggap, dalam kebersamaan langit temaram. Aku memandang penuh keyakinan, bahwa kamu adalah pilihanku. -cont ~(Dalam Buku “Menuju Baik itu Baik”) 


“Aku menyerah, lantas apa cara untuk tidak merindu, selain menemuimu? Jika tidak ada, biarkanlah aku menderita dalam keindahan. Teruntukmu yang kuingini tanpa mengingini aku kembali.”


"Seringkali aku bertanya pada diri sendiri, apakah kamu ditetapkan untukku atau tidak? Jika iya, kapan hari itu akan datang? Jika bukan, kapan jawaban tegas itu akan datang? Jika memang kamu adalah ketetapan yang tidak ditetapkan untuk menetap tetap untukku. Namun, kamu tetap adalah ketetapan terindah, dan akan selalu tetap begitu. Pada tiap detik yang hinggap, dalam kebersamaan langit temaram. Aku memandang penuh keyakinan, bahwa kamu adalah pilihanku. -cont ~(Dalam Buku “Menuju Baik itu Baik”) 


“Aku menyerah, lantas apa cara untuk tidak merindu, selain menemuimu? Jika tidak ada, biarkanlah aku menderita dalam keindahan. Teruntukmu yang kuingini tanpa mengingini aku kembali.”


“Sebab jodoh tidak akan tertukar, mungkin yang kita lakukan sekarang adalah sedang menjaga jodohnya orang lain. Karena itu, sudahilah hubungan tanpa ikatan itu. Bersabarlah dan ikhlaskanlah.”


Mencari yang terbaik itu mudah, semisal yang selalu kau lihat itu, semisal yang selalu kau tetapkan sebagai mimpimu itu. Namun hargailah, ketika di sampingmu ada seseorang yang dengan baik ingin menjadi baik untukmu.”